Hola amigos!
Balik lagi niii ama gue! Wkwk Gak ah, gak kabeungeutan ngemeng lo-gue aku mah!. Oh ya, awalnya aku download aplikasi ini niatnya buat ningkatin kemampuan
bahasa Prancisku, tetapi Tuhan berkehendak lain, aku jadi nyari-nyari orang
luar buat dibikin temen dan ketawa bareng, tapi kadang-kadang aku belajar
Prancisku dari mereka kok. Yeap, aku mau
ngelanjutin curhatanku tentang temen-temen internetku yang lain. Anyway,
langsung to the point aja lha ya.
Aku
perkenalkan temanku yang selanjutnya, Maureen. Anak ini umur 18 taun. Tinggal
dikota kecil (aku lupa apa nama kotanya) deket Paris. Bahasa inggris dia masih balelol
begitupun dengan bahasa Prancisku. Jadi pas kita telponan tuh merod dua-duanya,
haha, tapi seru kok, sumpah. Kita ngobrolin banyak hal, antara aku dengannya
memiliki kesamaan. Kita tuh anak paling bungsu dari 3 bersaudara, suka sama
tato dan tindik juga sama-sama ngerokok. Pas aku tanya berapa batang rokok yang
ia bakar dalam sehari, jawabnya 25 batang. What The Face! Dia ngaku sangat
kecanduan banget sama rokok, bahkan sampe motoin rokoknya, merknya Winston.
![]() |
Rokok Winston |
Maureen
nanya kata-kata kasar apa aja yang aku tau dari bahasa Prancis. Ya kujawab,
merde, putain, va te fair voutre, salope, coincé du cul dsb. Selama aku ngejawab tiap
kata dia ngakak gak berenti, ya aku gak marah lha. Aku ngerti karena ketika
orang asing mengatakan kata-kata kasar menggunakan bahasaku sendiri itu cukup
lucu, and I’ve been there, bahkan aku mengajari beberapa dari teman-temanku ini
kata-kata kasar dalam bahasa Indonesia, wkwk (jangan ditiru, bukan
professional).
Lalu,
Thelali. Cewek yang satu ini dateng dari Algeria tetapi sudah bertahun-tahun
dia tinggal di Prancis. Orangnya baik, woles, kalem dan naif. Dia gak
terlalu mencolok bahkan menarik perhatian, selalu setara dengan rata-rata
kebanyakan orang . Dia hobi
banget nonton film seri tentang vampire (ex: Vampire Diaries) dan bilang ke aku
kalo dia juga kepingin banget jadi vampire. Tapi dia payah dalam hal bercanda,
kan pernah lebih dari sekali kami berantem gara-gara candaan dia yang kurang
bisa kupahami, jangankan aku, bahkan dia bilang orang-orang sulit mencerna
candaanku.
Sebelumnya
ada Miranda, sahabat Thel yang kutemui di hellotalk juga. Tapi sayangnya kami
kurang begitu dekat dan dia selalu sibuk. Thel-lah yang dekat denganku, dia
pernah ngaku kalo dia belum pernah sedeket ini sama orang yang dia temuin dari
internet, and that’s me!. Aku ngasih tau buat download permainan “Dragon Hill”
karena itu seru, dan pas udah di download, dia menyukainya juga. Well, gak ada
yang dapat kubilang unik dari sosok Thelali, kupikir dia seorang yang suka
bersembunyi dibalik garis aman tanpa ambil resiko, tapi anehnya dia gak
bosenin.
Kemudian,
yang terakhir Pauline. Dia orang Prancis juga tapi tinggal disebuah pulau yang
sangat kecil tersudutkan dan dilupakan bernama Reunion. Yang aku salut darinya,
grammar bahasa inggrisnya keren bingiiiit. Tapi hampir menjadi masalah umum
untuk orang Prancis diasana, aksen dan cara baca kalimat. Wew, aku sering capek
kalo kedenger dia cerita inggris dengan aksennya yang amburadul udahmah dia tuh
cerewet aih, da segala dicaritakeun tea gening.
Pauline baik
sekali, sensitive dan gak enakan sama orang. Tapi dia open minded dan a very
welcome person. Mau gimanapun karakter kamu, apa yang kamu lakuin dan apapun
kamu, dia bakal tetep nerima kamu. Pauline suka banget sama dunia Asia (tentu
saja Korea dan Jepang) manga, cosplay dll. Satu momen aku pernah dibuat
terkejut olehnya kalo dia suka sama lagu screamo. Wew, penampilan lugu kayak
gitu suka sama lagu metal, meeeeen. Remember, don’t judge the book by its
cover.But anyway, she’s fun like others.
Okkeh
Meggoz! Ini artikel Foreigner Fwends yang kedua berakhir sampai disini dulu.
Aku masih saling kontakan dengan ke-6 temanku ini dari September 2015 sampai
sekarang. Aku harap bisa ketemu mereka secara langsung empat mata. Anyway,
tunggu aja ya blogku selanjutnya. Terima kasih udah baca, baiiiii!